HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA TENTANG MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK REMAJA Di KARANG TARUNA DUKUH NGRINGIN BANGSRI KARANGPANDAN
Abstract
Smoking is a habit that is found in everyday life. Lifestyle or life style is interesting as a health problem, minimally considered a risk factor for a non-communicable disease. The study shows that heavy smokers have started this habit since their teens, and almost no heavy smokers who just started smoking as an adult. For this reason, adolescence is often considered a critical period that determines whether we become smokers or not (Addianti, 2012). Research used by researchers is quantitative research to find out the relationship between teenage perceptions about smoking and smoking behavior in Karangtaruna teenagers in Hamlet Ngringin Bangsri Karaangpandan. October 2018 to February 2019 with 36 respondents. The results found there is a relationship between adolescent perceptions about smoking with smoking behavior, it is expected adolescents in particular to further enhance better perceptions about smoking so that good behavior will increase.
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup atau life style ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor risiko dari suatu penyakit tidak menular. Hasil studi menunjukkan bahwa perokok berat telah memulai kebiasaannya ini sejak berusia belasan tahun, dan hampir tidak ada perokok berat yang baru memulai merokok pada saat dewasa. Karena itulah, masa remaja sering kali dianggap masa kritis yang menentukan apakah nantinya kita menjadi perokok atau bukan (Addianti,2012). Penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif untuk menegtahui hubungan natara persepsi remaja tentang merokok dengan perilaku merokok pada remaja karangtaruna di Dukuh Ngringin Bangsri Karaangpandan. Oktober 2018 sampai dengan Februari 2019 dengan responden sebayak 36 orang. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara persepsi remaja tentang merokok dengan perilaku merokok, diharapkan remaja khususnya untuk lebih meningkatkan persepsi yang lebih baik tentang merokok sehingga perilaku yang baik akan meningkat.
References
2. Aritonang MR. (1997). Fenomena wanita merokok, Jarmal Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
3. Hurlock, Elizabeth B. (1999), Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Terjemahan Istiwidayanti & Soedjarno. Jakarta: Penerbit Erlangga
4. Komasari, S. Helmi, (2000), Rokok dan perilaku merokok di masyarakat Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
5. Mulansi, S. (2012), Bahaya merokok bagi perokok aktif maupun pasif. Diunduh pada Maret 2018 dari http://www.resepbunda.biz/2012/01/26/bahaya- rokokbagi-perokok-aktif- maupun-pasif
6. Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakrta: RinekaCipta.
7. Notoatmodjo.(2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.Jakarta: RinekaCipta
8. Sarwono, P. (1993) Psikologi perilaku, Yogyakarta, CV. Agung Seto
9. Sunaryo, 2006. Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta: EGC
10. Soamole, I (2004). Hubungan Antara Sikap Terhadap Merokok Dengan Kebiasaan Merokok Pada Remaja, Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas
11. Tendra, M. (2003). Tembakau dan produknya. Bandung: PT. Rineka Cipta.
Copyright (c) 2020 mutik mutik mahmudah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.