HUBUNGAN KELENGKAPAN LAPORAN OPERASI PASIEN DENGAN KEAKURATAN KODE KASUS PATAH TULANG DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG
Abstract
Lembar laporan operasi salah satu bagian dari berkas rekam medis, mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberian pelayanan kesehatan saja. Kelengkapan dokumen rekam medis dibutuhkan pada pelayanan di rumah sakit. Terutama kasus yang beresiko seperti tindakan-tindakan invasif di ruang bedah. Karena kasus bedah merupakan kasus beresiko tinggi maka akan dibutuhkan data yang lengkap agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kasus malpraktik yang bisa masuk ke ranah hukum. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan studi korelasi yaitu mencari hubungan antara satu keadaan dengan keadaan lain yang terdapat dalam satu populasi yang sama. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari dokumen rekam medis pasien bedah yang berkunjung pada Januari 2020 - Desember 2020. Sampel penelitian ini berjumlah 82 sampel berkas rekam medis pasien kasus operasi patah tulang. Instrumen Penelitian yang digunakan adalah menggunakan lembar check-list yang telah disusun. Analisis data menggunakan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan Analisa Korelasi Rank Spearman. Pada penelitian ini diperoleh bahwa kelengkpaan laporan operasi dengan kategori lengkap sejumlah 14 berkas, kategori cukup lengkap sejumlah 50 berkas dan kategori tidak lengkap sejumlah 18 berkas. Sedangkan keakuratan kode kasus patah tulang dengan kategori akurat sejumlah 17 kode, kategori cukup akurat sejumlah 55 kode dan kategori tidak akurat sejumlah 10 kode. Dari hasil uji analisa korelasi Rank Spearman dapat diketahui bahwa nilai sig (p) adalah sebesar 0,003 sehingga nilai sig (p) < 0,05. Dari hasil tersebut menjelaskan bahwa ada hubungan antara kelengkapan laporan operasi pasien dengan keakuratan kode kasus patah tulang di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan (RKZ) Malang.
References
[2]. Febrianti LN, Sugiarti I. Kelengkapan Pengisian Formulir Laporan Operasi Kasus Bedah Obgyn Sebagai Alat Bukti Hukum. J Manaj Inf Kesehat Indones. 2019;7(1):9.
[3]. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: HK.01.07/MENKES/312/2020 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Jakarta; 2020.
[4]. Maimun N, Natassa J, Trisna WV, Supriatin Y. Pengaruh Kompetensi Coder Terhadap Keakuratan Dan Ketepatan Pengkodean Menggunakan ICD-10. J Kesmas [Internet]. 2018;1(1):31–43. Tersedia pada: https://media.neliti.com/media/publications/256299-pengaruh-kompetensi-coder-terhadap-keaku-d7a7389e.pdf
[5]. Mahartha GRA, Maliawan S, Kawiyana KS. Manajemen Fraktur Pada Trauma Muskuloskeletal. e-Jurnal Med Udayana [Internet]. 2017;2(3):548–60. Tersedia pada: https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/4939/3729
[6]. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs). 2014;
[7]. Rusliyanti NKL, Hidayat AR, Seha HN. Analisis Ketepatan Pengkodean Diagnosis Berdasarkan ICD-10 dengan Penerapan Karakter Ke-5 pada Pasien Fraktur Rawat Jalan Semster II di RSU Mitra Paramedika Yogyakarta. J Permata Indones [Internet]. 2013;7(1):26–34. Tersedia pada: http://www.permataindonesia.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/03.-Jurnal-PI_Lusi-Anas-Harinto.pdf
[8]. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam MedisRumah Sakit di Indonesia Revisi II. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik; 2006.
[9]. Wirajaya MK, Nuraini N. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Ketidaklengkapan Rekam Medis Pasien pada Rumah Sakit di Indonesia. J Manaj Inf Kesehat Indones. 2019;7(2):165.
[10]. Hamid. Hubungan Ketepatan Penulisan Diagnosa Dengan Keakuratan Kode Diagnosa Kasus Obstetri Gynecology Pasien Rawat Inap di RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Skripsi. 2013;6(ketepatan penulisan koding):1–7.
[11]. WARIYANTI AS. Hubungan Antara Kelengkapan Informasi Medis dengan Keakuratan Kode Diagnosis pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar tahun 2013. Surakarta; 2014.
[12]. Nirma Alfiani, Dede Setiawan S. TINJAUAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS PADA FORMULIR LAPORAN OPERASI DI RUMAH SAKIT SUMBER WARAS KABUPATEN CIREBON. J Kesehat Mahardika. 2020;Vol. 7 No.:16–22.
[13]. R.Hatta G. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia; 2013.
[14]. Setiyoargo A, Ariyanti R, Maxelly RO. Hubungan Kelengkapan Anamnesa Formulir Gawat Darurat dengan Ketepatan Kode ICD 10 Sebab Eksternal Kasus Kecelakaan di Rumah Sakit Panti Nirmala Malang.
[15]. Purwanti E. Ketepatan Kode Berdasarkan Kelengkapan Diagnosis Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Yogyakarta. Pormiki. 2016;1–5.
[16]. Ferdianto A. Analisis Keakuratan Kodefikasi Rekam Medis Pasien Rawat Inap Bedah Orthopedi Berdasarkan ICD-10 di RSUD dr . Mohammad Zyn Kabupaten Sampang. 2011;10:175–9.
[17]. World Health Organization. ICD-10, Volume 1: Tabular List. Geneva; 2016.
[18]. Hasanah U D. Analisis Perbedaan Klaim INA-CBG’s Berdasarkan Kelengkapan Data Rekam Medis Pada Kasus Emergency Sectio Cesaria Trisemester I Tahun 2013 di RSUD KRT Setjonegoro Kabupaten Wosobo. Karanganyar: Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia; 2013.
[19]. Anggraini M. Audit Coding Diagnosis. In Jakarta: Universitas Esa Unggul; 2013.
Copyright (c) 2022 Vincensia Dea; Romaden Marbun, Rea Ariyanti

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.