HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KUALTAS TIDUR PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG HEMODIALISA
Abstract
Abstrak
Latar Belakang : Pasien penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani terapi hemodialisa cenderung mengalami stres karena perubahan gaya hidup, keterbatasan aktivitas, serta ketergantungan terhadap prosedur medis yang berkelanjutan. Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kualitas tidur pasien, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan.Tujuan : Menganalisa adakah hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Metode : Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 73 responden. Instrumen untuk mengukur menggunakan kuesioner, meliputi kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) untuk mengukur tingkat stress dan Pittsburgh Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisa data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil : Mayoritas responden mengalami tingkat stres sedang 61 responden (83,6%) dan kualitas tidur buruk 60 responden (88,2%). Hasil uji Spearman Rank menunjukan ada hubungan signifikan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa (p-value 0.013), dengan nilai koefisien korelasi Spearman (r) = 0,288. Kesimpulan : Terdapat hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur pada penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Penurunan tingkat stres perlu menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan kualitas tidur dan mendukung perawatan holistik responden. Hasil analisis menunjukan bahwa responden yang mengalami stres, baik kategori rendah, sedang, maupun tinggi, memiliki risiko mengalami kualitas tidur buruk.
References
[2] WHO. (2021). The World Health Organization: Global kidney disease report. Junal Kesehatan Tambusai
[3] PAHO. (2024). Burden of kidney diseases in the region of the Americas, 2023. Pan American Health Organization. Jurnal Kesehatan Tambusai, 5(3), 8204–8213.
[4] Kemekes RI. (2024). Situasi penyakit ginjal kronis. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jurnal Kesehatan Tambusai, 5(3), 82024–88213.
[5] Rosyida, & Wirawati R. (2020). “Panduan Teknik Relaksasi Benson Pada Pasien Hemodialisis: Literature Review.” Jurnal Keperawatan Klinis (Clinical and Community ). Jurnal Keperawatan Klinis, 4(1), 26–35
[6] susranti, & Wofest. (2022). Hubungan Kepatuhan Menjalani Terapi Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Di Masa Pandemi covid. 5(2).
[7] Sunaryo. (2022). Psikologi untuk keperawatan (Edisi kedua). Penerbit Buku Kedokteran.
[8] Sukmawati, & Mei, T. (2021). Hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur penderita gagal ginjal yang menjalani terapi HD di RSI Sultan Agung Semarang.
[9] IRR. (2020). report Of Indonesian renal registry.
[10] Junika. (2023). Gambaran karakteristik pasien ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUP Dr. M Djamil Padang. Jurnal Amanah Kesehatan, 2(5), 14–15.
[11] Putri. (2019). Hubungan Tingkat Sprilitualisasi Dan Dukungan Kelurga Dengan Perilaku Spritual Self Care Pada Pasien Ulkus Diabetik.
[12] Tampake, & Dwi. (2021). Characteristic of chronic kidyney disease patients who undergo hemodialisi. Lentera Nursing Jurnal, 1(2), 39–44.
[13] Salsabila. (2022). Hubungan Tingkat Religius Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Hemodialisa di RSI Sultan Agung Semarang. 01, 1–71.
[14] Yanita. (2022). Berdamai dengan hipertensi. Bumi Merdeka.
[15] Aditya, Wantonoro, & Ruhyana. (2024). Hubungan tingkat depresi dengan kualitas tidur pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di PKU Muhammadiyah. 2.
[16] Dilla, & Panma. (2019). Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan gagal ginjal kronIS di RSUD Korta Bekasi. 3(1), 41–46.
Copyright (c) 2025 ARINDA CAHYANI, Endrat Kartiko Utomo, Mursudarinah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
