PENGGUNAAN INTERMITTENT CATETHER (IC) PASIEN SPINAL CORD INJURY (SCI) POST STABILISASI
Abstract
Latar belakang : Pasien Spinal Cord Injury( SCI) akan mengalami berbagai
konsekuensi yang berkaitan dengan cedera, termasuk hilangnya fungsi motorik,
perubahan hormonal, perubahan sirkulasi darah, gangguan kandung kemih.
Manajemen kandung kemih sangat penting untuk meningkatkan yang kualitas
hidup pada pasien dengan SCI. Salah satu manajemen kandung kemih adalah
intermittent catheter (IC).
Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui penggunaan IC pada pasien SCI post
stabilisasi.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah pasien dengan SCI di RSO
Prof. Dr. R Soeharso Surakarta yang dilakukan wawancara setelah diajarkan
menggunakan IC di ruang rawat inap.
Hasil : Hasil penelitian di dapatkan 6 tema yakni 1) Gangguan persyarafan yang
dialami pasien setelah mengalami SCI, 2) Ketidaknyamanan dan kecemasan yang
dirasakan oleh pasien terhadap SCI, 3) Pentingnya dukungan keluarga dan tenaga
kesehatan, 4) Pengetahuan pasien tentang IC dan prosedur pemasangan IC, 5)
Komponen penyuluhan dalam penggunaan IC pada pasien SCI, 6) Harapan pasien
serta kendala yang dialami pasien terhadap SCI.
Kesimpulan : Penggunaan IC pada pasien SCI bergantung pada gangguan
persyarafan yang dialami pasien setelah mengalami SCI, ketidaknyamanan dan
kecemasan yang dirasakan oleh pasien terhadap SCI, pentingnya dukungan
keluarga dan tenaga kesehatan, pengetahuan pasien tentang IC dan prosedur
pemasangan IC, komponen penyuluhan dalam penggunaan IC pada pasien SCI
dan harapan pasien serta kendala yang dialami pasien terhadap SCI.
References
Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Afsar S, et al. 2013. Compliance with clean intermittent catheterization in spinal
cord injury patients: a long-term follow-up study. Spinal Cord. Vol. 51,
hh. 645-649.
Akkoc, et al. 2013. Effect of different bladder management methods on the
quality of life in patient with traumatic spinal cord injury. Spinal cord.
Vol. 51, hh. 226-231.
Albaugh, J. 2012. Urology Nursing practice educational preparation, titles,
training and job responsibilities around the globe. Urologic nursing.
Vol.32, No.2, hh. 79-85.
Baastrup & Finnerup. 2012. Pain in spinal cord injury. Pain manage. Vol. 2, no.
1, hh. 87-94.
Budiati, D.,2012. Pengaruh pendampingan terhadap pengetahuan mahasiswa
keperawatan dan kompetensi bladder training di tim spine ruang
bougenville dahlia RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Tesis.
Universitas Negeri Sebelas Maret.
Ebrahim et al. 2015. Measures of Patients’ Expectations About Recovery:
Systematic Review. J Occup Rehabil. Vol. 25, hh. 240-255.
Gifre et al. 2014. Incidence of skeletal fractures after traumatic spinal cord injury:
a10-year follow-up study. Clinical rehabilitation. Vol. 28, no. 4, hh. 361-
369.
Hakansson. 2014. reuse versus single-use catheters for intermittent
catheterization: what is safe and preferred? Review of current status.
Spinal cord. Vol. 52, hh. 511-516.
Klebvine, Phil. 2008. Bladder care and management. Office of Research Service,
hh. 1-6. Diakses November 2015.
Maheronnaghsh, Yousefian & Movaghar. 2012. Update evidence-based bowel
management among spinal cord injury patient. Injury & violence. Vol. 4,
No. 59.
Mubarak, Indrawati & Susanto, 2015. Buku ajar Ilmu Keperawatan Dasar, buku
2. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak & Chayatin. 2009. Ilmu kesehatan masyarakat, teori dan aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
Muttaqin A. 2010. Pengkajian Keperawatan aplikasi pada praktik klinik. Jakarta:
Salemba Medika.
62 MOTORIK, VOL. 13 NOMOR 27, SEPTEMBER 2018
Nusrat. 2005. Hubungan antara lama waktu terpasang kateter dengan derajat
ketidaknyaman pada pasien yang terpasang kateter uretra dibangsal rawat
inap rsu muhammadiyah tahun 2005. Skripsi.
Okochi, et al. 2013. Illness experience of adults with cervical spinal cord inury in
japan: a qulitatif investigation. BMC Public Health. No. 13, Vol. 69.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: konsep, proses dan praktik.
Jakarta: EGC.
----------------. 2011b. Buku ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses &
praktik, edisi 7, volume 2. Jakarta: EGC.
Rantell A. 2012. Intermittent self catheterissation in women. Nursing Standart.
Vol. 26, No. 42, hh. 61-68.
Salameh, Mohaje & Darouchie. 2015. Prevention of urinary tract infections in
patients with spinal cord injury. CMAJ. Vol. 187, no. 11, hh. 807-811.
Salmiyati. 2014. Hubungan motivasi dan kemandirin belajar dengan kompetensi
pemasangan kateter mahasiswa keperawatan stikes Yogyakarta. Tesis
dipublikasikan.
Saryono & Anggraeni. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalm bidang
kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sheldon, P. 2013. Successful intermittent self-catheterization teaching: One
nurse’s strategy of how and what to teach. Urologic Nursing, 33(3), 113-
117. Diakses Oktober 2015.
Vasconselos et al, 2013. Self care in neurogenic intestine in subjects with spinal
cord injury: an integrative review. Online Brazilian Journal of Nursing.
Vol. 12, No. 4, hh. 998-1010.
Walker, Tawanda D, 2012. The effectiveness of perceived social support and
adherence On activities of daily living performance (ADL) and functional
Outcomes in first time stroke survivors. Disertasi dipublikasikan.
Proquest.
Wantonoro et al. 2014. Efektivitas kateterisasi urin menggunakan jelly anestesi
dan jelly biasa terhadap respon nyeri pasien laki-laki. Jurnal kebidanan
dan keperawatan. Vol. 10, No. 1, hh. 17-26.
Yates, Ann. 2013. Teaching Intermittent catheterization: barriers. Nursing time.
Vol. 109, no. 44, hh. 22-25.
Yilmaz et al. 2014. Intermittent catheterization in patients with traumatic spinal
cord injury: obstacles, worries, level of satisfaction. International Spinal
Cord society. Vol. 52, hh. 826-830.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.