Analisis Logam Merkuri (Hg) dalam Krim Pemutih Herbal Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) dengan Metode Mercury Analyzer

  • Anita Agustina Styawan Program Studi Farmasi, STIKES Muhammadiyah Klaten, Indonesia.
  • Lenny Apriyaningsih Program Studi Farmasi, STIKES Muhammadiyah Klaten, Indonesia.
  • Dwi Joko Yulianto Mambaul Ulum Surakarta, Indonesia.
Keywords: Mercury, Mercury Analyzer, Whitening cream

Abstract

Temulawak herbal whitening cream is one of the herbal whitening creams containing curcumin rhizome extract containing curcumin, demetoksikurkumin and bidemetoksikurkumin which can reduce hyperpigmentation (the skin becomes too dark). Mercury is a dangerous metal that in even small concentrations can be toxic. The use of mercury in whitening creams can cause a variety of things, ranging from changes in skin color which will eventually cause black spots on the skin, allergies, skin irritation and can be carcinogenic. The results of the study qualitatively indicated that sample A was positive containing mercury marked by an orange-red precipitate. Quantitatively, using Mercury Analyzer in sample A, the levels of mercury were 7,470.52 mg / kg or 7,470.52 ppm. The conclusions indicate that sample A is inappropriate or should not be used because it contains more than 1 mg / kg or 1 ppm of mercury.

References

Akaojicho. 2003. Fully Automatic Thermal Voparation Mercury Analysis System. NIC Instruments Corporation. Jepang.
Anonim. 2010. Penuntun Praktikum Farmakognosi II. Fakultas Farmasi. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Anonim. 2011. Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor: HK.03.01.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetik. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Anonim. 2017. Public Warning Tentang Kosmetika Mengandung Bahan Berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Gianti. 2013. Analisis Kandungan Merkuri dan Hidrokuinon dalam Kosmetik Krim Racikan Dokter. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Kusuma, Reza. 2012. Aktivitas Antioksidan dan Antiinflamasi In Vitro Serta Kandungan Kurkuminoid dari Temulawak dan Kunyit Asal Wonogiri. FMIPA Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Momtaz, S. Mapunya, BM. Hougton, PJ. Edgerly, C. Hussein, A. Naidoo, S. Lall, N. 2008. Tyrosinase inhibition by extracts and constituents od sideroxylon inerma 1. Stem bark. Used in South Africa for skin lightening. J of Erhtnopharmacology. 119:507-512.
Perring dan Andrey. 2001. Optimization and Validation of Total Mercury Determination in Food Products by Cold Vapor AAS: Comparison of Digestion Methods and With ICP-MS Analysis.
Rosidi, Ali, dkk. 2013. Potensi Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) Sebagai Antioksidan. Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang.
Tranggono, I. R. dan Latifah, Fatma. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengantar Kosmetik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Trisnawati, F.A. Yulianti, C.H. dan Ebtavanny, T.G. 2016. Identifikasi Kandungan Merkuri Pada Beberapa Krim Pemutih yang Beredar di Pasaran. Journal Pharmacist (Journal of Pharmacy and Science) ISSN : 2527-63281.
Wisesa. 2004. Kosmetik Krim Pemutih. 20 November 2017.
Published
2019-07-30