PENGARUH METODE PENGGERUSAN TABLET VITAMIN C TERHADAP KADAR AKTIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

  • Marryna Dyah Putri Santoso
  • Vivin Nopiyanti
Keywords: Tablet vitamin C; penggerusan; blender; kadar asam askorbat; Spektrofotometri UV-Vis.

Abstract

Meracik sediaan serbuk merupakan salah satu bentuk pelayanan resep. Sediaan pulveres yang biasa disebut puyer biasanya berasal dari sediaan tablet. Teknik penggerusan sediaan pulveres umumnya menggunakan mortir-stamper dan alat blender (pulverization). Penggerusan dengan menggunakan alat blender dapat mempercepat proses penggerusan dan lebih praktis, tetapi panas yang ditimbulkan pada alat blender dikhawatirkan mampu menurunkan kadar aktif pada suatu sediaan yang memiliki bahan aktif tidak stabil terhadap adanya panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar aktif pada tablet vitamin C yang telah dilakukan penggerusan dengan metode blender dan mengetahui apakah penggerusan dengan metode blender dapat mempengaruhi kadar aktif terhadap tablet vitamin C. Sampel pada penelitian ini ada 3 macam merek tablet vitamin C yang dijual di salah satu apotek di Surakarta. Ada 2 macam perlakuan yaitu tablet vitamin C yang digerus dengan metode blender dan tablet vitamin C yang tanpa perlakuan. Uji kualitatif dilakukan dengan menggunakan pereaksi KMnO4, Iodium, Fehling A dan Fehling B yang menunjukkan hasil positif. Uji kuantitatif menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 266nm. Hasil penelitian ini pada tablet vitamin C dengan metode Spektrofotometri UV-Vis terdapat kadar asam askorbat pada sediaan tablet vitamin C blender (1) 45,11±0,494mg/tablet, tablet vitamin C blender (2) 45,93±0,275, tablet vitamin C blender (3) 44,12±0,684mg/tablet. Berdasarkan penelitian ini penggerusan dengan metode blender dapat menyebabkan penurunan kadar vitamin C dibandingkan dengan hasil tablet vitamin C yang tanpa perlakuan.

References

Badriyah, L. dan A.B. Manggara. 2015. Penetapan kadar vitamin C pada Cabai Merah (Capsicum annuum L.) menggunakan metode Spektrofotometri UV-VIS. J. Wiyata. 2 (2): 25-28.
Bestari, A. N., Sulaiman, T. S., dan Purnamasari, D. A. 2017. Pengaruh Pengecilan Ukuran Partikel pada Kasus Pembuatan Pulveres dari Tablet Ibuprofen Terhadap Kecepatan dan Profil Disolusi Serta Stabilitasnya. Majalah Farmaseutik, 13(1):45–55.
Cou D. 2018. Perbedaan Kadar Parasetamol yang Digerus Menggunakan Mortir dan Menggunakan Blender dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Jakarta: Medika Farma Husada.
Departemen Kesehatan RI. 2020. Farmakope Indonesia. Edisi VI. Jakarta: Depkes RI
Duerbeck, N.B., Dowling, D.D., Duerbeck,
J.M. 2016. Vitamin C: Promises Not Kept. Obstet. Gynecol. Surv 71:187–193.
Harmita, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Departemen Farmasi FMIPA-UI :Jakarta.
Shargel, L. 1985. Biofarmasetika Dan farmakokinetika Terapan. Penerjemah Fasich. Edisi kedua. Surabaya : Penerbit Universitas Erlangga.
Widyaswari, R., & Wiedyaningsih, C. 2017. Evaluasi Profil Peresepan Obat Racikan Dan Ketersediaan Formula Obat untuk Anak Di Puskesmas Propinsi DIY. Majalah Farmaseutik, 8(3):227–234.
Zanini, D., Silva, M., Oliveira, E., Mazalli, M., Kamimura, E. & Maldonado, R. (2018). Spectrophotometric Analysis of Vitamin C in Different Matrices Utilizing Pottasium Permanganate. European International Journal of Science and Technology; 7; 1–16.
Published
2022-08-30